Sunday, December 18, 2005

GIVE TITHES TO GOD CHEERFULLY

God outlines for us a great economic lifestyle when we enter into a covenantal relation­ship with Him. We are privileged to use the 90% He has given us to meet our own personal needs. Then we are to return to Him a minimum of our income - the 10°,6 off the top before taxes. Tithing is His minimum standard. We are to do this not grudgingly or of necessity but cheerfully. "Let each one give as he purposes in his heart, not grudgingly or of necessity; for God loves a cheerful giver." (II Cor. 9:8) When giving is cheerful, it will also be generous. God is not primarily occupied with the amount of the gift, but with the motive that lies behind it. After all, everything in the world belongs to God (Psalm 24:1). My gift to Him does not make Him any richer but only indicates my obedience to His commandment. Because I love Him, I tithe my income.

Jesus reaffirmed that we should tithe, and do more for Him - loving God and treating others fairly. He said. "For you tithe mint and rue and all manner of herbs, and pass byiustice and the love of God. These you ought to have done, without leaving the other undone. " (Luke 12:42) But we disobey, thinking that the 90% we have is not 'enough.' We nibble away at the tithes that are God's. Therefore we are cursed by God for we are robbing Him (Malachi 3:8-12)

Thursday, December 15, 2005

Memuliakan Tuhan

Apakah maksud memuliakan Tuhan? Secara keseluruhannya kita mengagungkan Tuhan dengan mengakur kekuasaanNya dalam semua hal. Ini termasuklah memuji Dia serta mengagungkan kebesaran Tuhan. Dia sahaja yang layak diagungkan dan disembah melalui kasih kita dan menurut segala perintahNya. Kita kenalah melayani Tuhan dengan penuh keimanan dan kesetiaan. Kita dapat memuliakan dan mengagungkan Tuhan kita dengan menggunakan segala kemahiran, bakat dan sumber yang ada pada kita demi memuliakan dan menghormatkan nama Tuhan.

Sememangnya Tuhan memberikan bakat yang unik kepada setiap individu dan ini hanyalah digunakan untuk tujuan kerajaan Tuhan kita. Maksudnya keagungan dan kemuliaan Tuhan terserlah bila umatNya menggunakan segala bakat yang ada dirinya untuk melayani Tuhan. Tuhan dapat menggunakan kita untuk melaksanakan hasratNya untuk umatNya sendiri malah untuk orang-orang yang belum kenalNya.

Yesus sewaktu hidupNya di dunia ini melayani BapaNya. Yohanes 17:4 berkata, "Aku sudah mengagungkan Bapa di atas bumi ini dengan menyelesaikan pekerjaan yang Bapa tugaskan kepada-Ku". Yesus membuat segala yang disuruh BapaNya. Dia melakukan kerana Dia kasih dan cinta pada BapaNya. Dengan ini Yesus telah mengagungkan BapaNya dan meningalkan contoh dan teladan agar kita dapat mengikut contoh Yesus.

Mengagungkan Tuhan dilangit tertinggi adlah kehendak Tuhan untuk semua umat dan makhlukNya. Marilah kita menyahut seruan para malaikat pada malam Natal pertama, "
"Terpujilah Allah di langit yang tertinggi! Dan di atas bumi, sejahteralah manusia yang menyenangkan hati Tuhan!" "

Wednesday, December 14, 2005

Teologi Lagu Natal - Menghayati maksudnya














Lagu-lagu natal yang dimainkan setiap tahun menjelang hari Natal sememangnya tidak asing bagi kita. Mana-mana tempat baik di pusat membeli belah, gereja dan rumah mesti memainkan lagu-lagu Natal. Bagi diri saya, saya amat mengemar lagu-lagu Natal tradisional yang masih bergema sampai ke zaman moden ini. Tertanyakah diri anda maksud lagu-lagu Natal sewaktu ia dikarang? Dapatkah kita menghayati maksud yang tersirat dalam lagu-lagu Natal ?

Come Thou Long-Expected Jesus

Lagu himne "Come Thou Long - Expected Jesus" yang tertera dibawah dikarang oleh Charles Wesley pada tahun 1744 :

Come, Thou long-expected Jesus, born to set Thy people free;
from our fears and sins release us; let us find our rest in Thee.


Israel's strength and consolation,
hope of all the earth Thou art;
dear desire of every nation,

joy of every longing heart.

Born Thy people to deliver,

born a child, and yet a King,
born to reign in us forever,

now Thy gracious kingdom bring.

By Thine own eternal Spirit

rule in all our hearts alone;
by Thine own sufficient merit,

raise us to Thy glorious throne.

Melihat pada baris pertama pada lagu itu, menunjukkan umat Israel yang telah lama menunggu kedatangan Kristus (Penyelamat) seperti yang dinubuatkan dalam kitab Perjanjian lama kini telah dikotakan. Kelahiran Yesus yang lama dinantikan ini dikatakan sebagai "long-expected Jesus".

Kelahiran dan kedatangan Yesus memenuhi nubuat-nubuat dalam Perjanjian Lama. Banyak gelaran yang diberikan kepada Yesus. Contoh-contoh nubuat ialah Yesaya 7:14 yang mengatakan seorang anak dara yang akan melahirkan anaknya yang digelar "Tuhan beserta dengan kita", Yesaya 9:6 yang mengelarkan anak ini sebagai "Penasihat Bijaksana", "Allah Perkasa", "Bapa Kekal", "Raja Damai". Mikha 5:2 yang menubuatkan bahawa kelahiran seorang "penguasa untuk Israel yang asal usulnya dari dahulu kala."

Nubuat-nubuat ini dan yang lain-lain yang menyerupai nubuat-nubuat di atas melihat Penyelamat yang bakal akan datang. Orang-orang Yahudi yang beriman berdoa dengan sungguh-sungguh untuk melihat hari kedatangan Penyelamat ini. Contohnya seorang alim namanya Simeon yang direkodkan dalam Lukas 2, yang menantikan saat-saat Allah menyelamatkan Israel. Bila Simeon melihat bayi Yesus, dia sedar bahawa Anak ini akan memenuhi harapan untuk keselamatan. Charles Wesley meminjam ayat ini bila dia mengelarkan Yesus sebagai "kekuatan dan pengharapan Israel"

Walaupun Yesus memenuhi nubuat Israel, Yesus juga membawa keselamatan untuk dunia ini. "Hope of all the earth" dan "dear desire of every nation" adalah merujuk kepada Yesus. Lebih dari itu, "joy of every longing heart" merujuk bahawa Dia sahajalah yang dapat memenuhi setiap jiwa.

Yesus adalah adalah manusia dan Allah seperti yang tertulis "born a child and yet a King". Hanya dalam Yesus, dosa manusia diampunkan melalui kematiaanya di atas salib. "All sufficient merit" merujuk bahawa hanya Kristus dapat memberikan keselamatan kepada kita.
Lagu ini memang indah bukan sahaja dari ayatnya malah maksud yang tersirat dalamnya - bahawa Yesuslah yang dilahirkan untuk membebaskan kita dari dosa dan memberikan keselamatan kepada kita melalui kematiaanNya.

Hark! the Herald Angels Sing

Lagu ini memang popular yang dihasilkan juga oleh Charles Wesley. Banyak gereja dan pusat membeli belah akan memainkan lagu ini. Walaupun liriknya diubah banyak kali tetapi kebanyakan versi asalnya masih kekal seperti yang dihasil lebih dari 250 tahun lalu.

Lagu ini mengumumkan kelahiran Yesus, yang mengatakan juga Yesus adalah manusia dan Allah dan memujiNya kerana keselamatan yang diberikanNya

Versi pertama yang mengatakan :

Hark! the herald angels sing, "Glory to the newborn King;
Peace on earth, and mercy mild, God and sinners reconciled."

Mesej damai memang tidak boleh dipisahkan lebih-lebih lagi waktu Krismas contohnya dalam iklan-iklan media. Sememangnya Yesus membawa kedamaian. Kedamaian utama yang dibawaNya adalah damai dengan Allah. Itulah yang dimaksudkan "God and sinners reconciled". Semua orang berdosa dari sejak kita dibentuk dalam rahim ibu, kita mentidakkan Firman serta laranganNya dan oleh itu kita mejadikan diri kita sebagai musuh Allah. Bila kedua-dua pihak musuh ingin mencapai kedamaian, mereka kenalah mengetepikan perbezaan atau percanggahan masing-masing. Adanya proses mencapai kedamaian melibatkan pampasan. Pampasan ini dibayar dengan kematiaan Yesus sendiri. Dia membayar pampasan itu agar kita dapat berdamai dengan Allah. Walaupun kita kena bertanggung jawab membayarnya, tapi hanya Yesus seorang sahajalah yang dapat membayarnya. Dialah Tuhan yang juga menjadi sebagai manusia lahir sebagai seorang insan pada malam Krismas pertama.

Charles Wesley menghuraikan kelahiran Yesus pada versi kedua :

Christ by highest heaven adored; Christ, the everlasting Lord!
Late in time behold Him come, offspring of the Virgin's womb.
Veiled in flesh the Godhead see; hail the incarnate Deity,
Pleased as man with men to dwell, Jesus our Emmanuel.

Yesus adalah Tuhan yang kekal, orang kedua dalam Tritunggal menjadi sebagai manusia yang lahir melalui seorang anak dara. Yesuslah Tuhan yang menjadi manusia yang digelar "Emmanuel" yang bermaksud Tuhan berserta dengan kita. Walaupun Yesus menjadi manusia hidup dengan kalangan manusia yang berdosa, tetapi keTuhananNya masih kekal dan tidak hilang dariNya.

Tuhan Yesus yang menjadi manusia merendahkan diriNya serta mengetepikan keistimewaanNya supaya manusia dapat diselamatkan melalui iman mereka kepada Yesus. Ini dihuraikan dalam versi ketiga dalam lagu tersebut :

Mild He lays His glory by, born that man no more may die,
Born to raise the sons of earth, born to give them second birth.

Yesus meletakkan hakNya sendiri, datang ke dunia ini dan mati untuk dosa-dosa kita agar mereka yang percayaNya akan memperoleh kehidupan kekal. Dia dilahirkan agar kita dilahirkan semula.

O Little Town of Bethlehem

Lagu "O Little Town of Bethlehem" ditulis pada tahun 1867 oleh Phillips Brooks, seorang pastor dari Philadelphia. Dia berada di tanah Israel 2 tahun dan merayakan perayaan Natal di Betlehem. Lagu ini menunjukkan ilham Philip pada malam Yesus dilahirkan.

Ayat pertama :

O little town of Bethlehem, how still we see thee lie!
Above thy deep and dreamless sleep the silent stars go by.
Yet in thy dark streets shineth the everlasting light;
The hopes and fears of all the years are met in thee tonight.

Dalam keadaan sunyi-sepi pada malam kelahiran, manusia yang sibuk pasal hal masing-masing dah penat dan tidur. Tidak banyak yang mengetahui kedatangan Bayi yang dijanjikan. Memang manusia sekarang memang sibuk pasal hal duniawi tetapi tidak pedulikan hal-hal rohani.

How silently, how silently, the wondrous gift is given!
So God imparts to human hearts the blessings of His heaven.
No ear may hear His coming, but in this world of sin,
Where meek souls will receive Him still, the dear Christ enters in.

Kedatangan Yesus tidak disambut secara besar-besaran seperti yang sepatutnya disambut bila putera diraja dilahirkan. Pengumuman kelahiran Yesus dibuat oleh malaikat hanyalah kepada beberapa pengembala yang sedang menjaga kambing-kambing mereka di waktu malam. Yesus yang dilahirkan di kandang binatang menjadi tempat untuk Dia tidur dan disusukan. Sewaktu Dia dilahirkan, Dia tidak mengharapkan orang-orang menyambutnya sebagai Raja. Malah AlKitab memberitahu bahawa Dia datang untuk hidup dengan kalangan umatNya melalui kuasa Ruh Kudus (Yohanes 14:16-23; Roma 8:9-11). Oleh itu, AlKitab juga mengatakan sesiapa yang menerima dan percaya pada Yesus, perubahan besar akan berlaku dalam dirinya. Dosa-dosa kita diampunkan dan kita akan menjadi orang baru (Yohanes 5:24; 2 Korintus 5:17).

Nikmat serta hidayah pada masa Natal / Krismas ialah - menerima keselamatan dan menikmati hadirat (kehadiran) Tuhan dalam hidup kita walaupun dunia memandang serong pada iman kita kerana mereka tidak memahami apa-apa yang benar berlaku. Seperti ayat terakhir dalam lagu berbunyi :

O holy Child of Bethlehem! Descend to us we pray,
Cast out our sin, and enter in; be born in us today.
We hear the Christmas angels the great glad tidings tell;
O come to us, abide with us, Our Lord Emmanuel.

O Holy Night

Lagu "O Holy Night" yang dikarang oleh John Dwight menyingkap pada malam Yesus dilahirkan.

O holy night! The stars are brightly shining.
It is the night of the dear Savior's birth.
Long lay the world in sin and error pining,
Till He appeared and the soul felt its worth.

Kedatangan Yesus menunjukkan kasih Allah kepada dunia ini seperti tertulis dalam Yohanes 3:16. Manusia amat berharga. Petrus pertama mengingatkan kita bahawa Allah telah menebuskan kita dari penghambaan dosa bukan melalui wang ringgit tetapi dengan darah domba iaitu darah Yesus. Oleh itu fakta bahawa Yesus memberikan nyawaNya sepatutnya menjadikan kita lebih berharga disisi Allah.

Ayat kedua mengisahkan Raja segala raja dilahirkan sebagai bayi yang tidur di dalam kadang. Kebanyakkan bayi-bayi dilahirkan di tempat yang sesuai contohnya hospital dan dijagai dan disusukan di tempat yang sesuai. Tetapi bagi kelahiran Yesus adalah sebaliknya. Lebih dari itu ehidupan Yesus yang melalui kemiskinan, dicubai oleh iblis, dicaci, disalib dan mati, ditinggalkan oleh pengikutNya sewaktu Yesus ditangkap dan difitnah dengan tuduhan-tuduhan palsu. Kita sememangnya tidak dapat merasai apa yang Yesus melalui tetapi hakikatnya Yesus dapat merasai apa yang kita lalui. John Dwight melahirkan empati ini dengan menulis :

The King of kings lay thus in lowly manger,
In all our trials born to be our Friend.
He knows our need, to our weakness is no stranger.
Behold your King, before Him lowly bend.

Sewaktu bayi Yesus dilahirkan, pengembala-pengembala memuji dan menyembahNya. Ini menyedarkan John Dwight bahawa setiap manusia adalah sama dan harus berendah diri. Ayat ketiga berbunyi :

Truly He taught us to love one another;
His law is love and His gospel is peace.
Chains shall He break, for the slave is our brother,
And in His name all oppression shall cease.

Oleh itu, penindasan sesama manusia adalah bertentangan dengan penyembahan Yesus. AlKitab menegaskan agar kita mencontohi Yesus yang merendahkan diriNya, menjadi manusia, mengetepikan hak keillahianNya, menderita untuk keselamatan kita. Oleh itu, Paulus menulis

Janganlah melakukan sesuatu karena didorong kepentingan diri sendiri, atau untuk menyombongkan diri. Sebaliknya hendaklah kalian masing-masing dengan rendah hati menganggap orang lain lebih baik dari diri sendiri. Perhatikanlah kepentingan orang lain; jangan hanya kepentingan diri sendiri. (Filipi 2:3-4)

Adalah diharapkan kita dapat mencontohi sikap Yesus yang merendah diriNya dan saling menerima sesama sendiri dan tidak hanya mementingkan diri sendiri sahaja. Kerana kasih Yesus kepada kita, Dia memilih untuk tidak menggunakan hakNya.

Joy to the World

"Joy to the World" ditulis oleh Isaac Watts dan diterbitkan pada 1719. Lagu ini adalah parafrasa dari Mazmur 98 dan menjadi lagu yang popular dimainkan sewaktu hari Natal.

Joy to the world! The Lord is come. Let earth receive her King.
Let every heart prepare Him room, and heaven and nature sing,"
No more let sins and sorrows grow, nor thorns infest the ground.
He comes to make His blessings flow far as the curse is found.

Ayat ini dipetik dari Kejadian 3, bila Allah berfirman bahawa tanah terkutuk akibat dosa. Semak dan duri akan dihasilkan di tanah. Manusia bekerja dengan susah payah dan berkeringat untuk membuat tanah ini menghasilkan sesuatu supaya manusia dapat hidup. Oleh itu rahmat dari keselamatan Kristus akan menebalikkan kutukkan tersebut. Pada hari itu Kristus akan kembali memerintah dengan penuh kemuliaanNya dan menghakimi segala bangsa.

He rules the world with truth and grace, And makes the nations prove
The glories of His righteousness and wonders of His love.

Kedatangan Yesus adalah untuk memerintah segala ciptaanNya. Yesus menjadi bayi, hidup dengan kalangan manusia, disalib, mati dan dihidupkan semula agar Dia dapat memerintah atas segala ciptaanNya.

Memang kesukaan bagi dunia, anda dan juga diri saya. Tuhan sudah datang dan akan kembali datang memerintah bumi ini. Dapatkah kita memberikan hati kita padaNya. Dia memberikan nyawaNya sendiri demi keselamatan kita. Krismas ini boleh jadi lebih bermakna kalau kita memberikan hati kita kepada Yesus.

Friday, August 26, 2005

Kehidupan ini...

Tuhanku
ketika hatiku duka
sewaktu ia menangis
Kau bagaikan Gembala
yang memapah disisiMu
menciumku bagaikan anaknya sendiri

Tuhanku
Ketika ku keseorangan
bagaikan kertas ditiup sana sini
pada waktu itu lah Kau berada
HadiratMulah yang ku dapat rasakan
Aku bersamamu Kau ingatkan.

Tuhanku
Ketika badai hidup mengamuk
Ku dihimpit kerisauan dan kepayahan
Ku kehilangan tujuan hidup
Ku merana akan kehidupan
PelukanMu Kau ingatkan
Kaulah segalanya dalam hidupku

Tuhanku
Ku keletihan kerana dosa
Banyak kali minta ampun, banyak kali itulah ku dosa
Ku malu jatuh tersungkur
kepalaku tak terangkatnya
kerana kekudusanMu
Ayuh bangun anakku Kau seru
KasihKu bagimu tak terbatas

Tuhanku
Hidup ini penuh derita
Tiada makna walau ku kaya
Apalah gunanya hidup
TanpaKu hidupmu tak bermakna
NyawaKu kuberikan agar hidupmu penuh bermakna.

Tuhanku
TanpaMu siapa kita
KepadaMulah ku datang
Bebanan dosa Kau tanggalkan
Bebanan hidup Kau ringankan
Dengan DarahMu kau bersihkan
agar kehidupanku menjadi kemuliaanMu

Tuesday, August 23, 2005

Perbualan yang panjang

Saya diberi peluang untuk berdialog dengan rakan sekerja mengenai kepercayaan masing-masing. Saya berasa terharu apabila 3 orang berusia yang berkongsi mengenai iman mereka serta pandangan merka pada duniawi ini.

Sebagai orang yang berusia dan lebih-lebih lagi mereka ini bekas guru serta wira-wira dalam akademik yang membentuk sistem pendidikan negara ini.

Saya manghargai masa-masa tersebut dan dapat mengenal dengan lanjut apakah pendirian. Biasalah ada yang berleter dan tak bagi "chance" untuk saya menyuara. Apa yang saya perhatikan dalam masa-masa tersebut saya dapat mengenal pasti dengan lebih mendalam mengenai fahamannya. Saya dapat menstrukturkan lagi apologis saya dan mengunakan apa yang yang mereka pegang itu untuk membalaskan apa yang AlKitab menyatakan.

Ya walaupun perbualan itu panjang dan kadang-kadang dia sahaja yang bercakap, ia berbaloi dalam memahami pendirian masing-masing dan memberikan masa untuk menstrukturkan apologis anda.

Dalam perbualan, saya dapati walaupun adanya orang yang tidak percaya adanya Tuhan dan segala-galanya adalah terjadi dengan semulajadi, nyata dalam AlKitab khususnya dalam Roma 1 mengatakan bahawa segala alam serta dalamnya menyeru adanya Tuhan. Hati naluri kita dapat mengetahui baik dan jahat datangnya dari Pemberi Moral seperti yang tertera dalam Roma 2. Masakan ada yang susah percaya adanya Tuhan.

Dan saya berterima kasih pada Tuhan yang tidak memperuntukkan umatNya untuk berbahasa yang sama dalam doa dan sembahyang. Begitu juga dengan mengubah adat masing-masing. Ini kerana Tuhan itu adil dengan mengurniakan rahmatnya kepada semua orang berkenaan dengan nilai murni yang ada pada sesuatu bangsa. Contohnya ialah Tuhan tidak memperuntukkan umatnya cara dia sembahyang, cara dia berjalan, cara dia menghormati kedua ibu bapanya. Tuhan telah memberikan "common sense" pada semua orang dan sesuatu bangsa itu. Pada dasarnya, Tuhan memberikan hukum moral dalam hati setiap individu. Mandate serta hukum Tuhan (moral) tetap sama.

Manusia dapat memuji Tuhan mengunakan bahasa serta budaya masing-masing. Semua bangsa menerima rahmat Tuhan dan di syurga adanya manusia dari pelbagai bangsa menyembah dan memuji Tuhan dengan pelbagai bahasa.

Berikut adalah himne yang mengisahkah Tuhan dipuji dan disembah dengan beribu lidah dan bahasa.

Beribu lidah patutlah
memuji Tuhanku.
Dan mewartakan kuasaNya
dengan kidung merdu.

Yesus, namaMu cukuplah
menghibur yang sedih,
membuat hati tenteram,
merawat yang pedih.

Dosa betapapun besar
dibasuh darahNya.
Kuasa Iblis pun lenyap
lepas tawanannya.

Yang bisu-tuli, soraklah
memuji Tabibmu;
yang buta, lumpuh dan lemah,
berbangkitlah sembuh!

Tolonglah aku, ya Tuhan,
mengangkat suaraku.
'Kan kusebar di dunia
agungnya namaMu.


Syair: Charles Wesley 1738, terj. E.L. Pohan Shn. 1966
Lagu: Carl Gotthelf Glaser 1780

Wednesday, August 10, 2005

Keadaan Jerebu di Cyberjaya



Lihatlah keadaan jerebu di Cyberjaya.
Pemandangan dihalang oleh debu-debu.
Argghhhh busuk....batuk....pening

Tuesday, August 09, 2005

Bersama dengan cewek2 indon

Saya bersama cewek2 Indon yang cantik. Kami semua ini peserta bagi Persidangan Apologis Bali. Begitu bahagianya saya bersama dua cewek dalam Kristus yang cantik.

"Gunakanlah kecantikkanmu dalam memuliakan Tuhan..." -JackSaid

RZIM : Reflection



Last week RZIM organized a Apologetics Conference for youth. Many young delegates from pastors, students, Bible students and professional from different countries took their time off came to this conference.

I would like to thank God for this golden chance where I am exposed and introduced to the importance to presenting the Gospel of Christ and also to defend the gospel. I did prayed to ask God to show me why is it necessary to be indepth in intellectual and philosophical in presenting case for Christianity.

Yet our Enemy attacks us in every side. As an IT professional I do understand every single PC that has Microsoft OS installed sure have its patches here and there. Updates and Service Packs have to be applied every now and then.

Again in relating to this world where we are living in pluralistic society and post modernism, christian cant just slack behind. The wisdom of this world is worth to examine. Arthur F. Holmes who wrote Contours of a Worldviews said that the need for a worldview is fourfold: "the need to unify thought and life; the need to define the good life and find hope and meaning in life; the need to guide thought; the need to guide action." Interestingly worldviews are so much a part of our lives that we see and hear them daily, whether we recognize them or not. May the Lord help me to know and study more in depth as to deal in increasingly diversed culture.

Ravi reminded us as how to relate to others in presenting the gospel. He shared on points of reference, point of relevance and point of disturbance. He shared of how to work out in a framework in refering to a conversation and how morality comes in. This is as to make the gospel in tune with the other party mind. As such knowledge of worldviews can helps to establish a framework to relating to certain issue of life. I begin to see that all of us have to engaged to Christian thoughts with the worldview either knowingly or unknowingly. On the last day of conference, he attributed that each Christian who wants to defend their faith must be humble, spiritual and faithful.

The wonders of this conference is not one thing but a beginning and series of follow up will be given. RZIM and his teams are committed to build up young apologists for future and present age. I am glad that Agora, one of CDPC ministries take up God's commandement in engagging the worldview.

My hope to see that there will be apologetics in Bahasa Melayu, Malaysia national language which can reach out to our cousins, pribumi (orang asli) and whoever appreciate Bahasa Melayu. As for now I will commit myself in the work for orang asli and the poor people whilst learning the worldview to prepare myself in future.

I would like to thank RZIM and his teams for their much effort done in educating us of the worldview, religions and issues of life etc to bridge us into something more. May God continue to bless this ministry and more new and dynamic apologists joining this wonderful team.

Terima kasih RZIM

Monday, August 08, 2005

Wahhh.... bertemu dengan Ari Wibowo

















Sewaktu persidangan Apologetika di Bali, saya berkesempatan bertemu dengan pelakon Indonesia yang terkenal iaitu Ari Wibowo.

Rakan-rakan sekerja saya terutamanya perempuan tahu siapa Ari Wibowo. Mereka seakan-akan tergilakannya. Sudah sahlah seluruh rakyat Malaysia yang suka filem Indonesia pasti mengenalinya. Bagi saya, saya tidak mengenalinya.

Di Malaysia, lakonan Ari Wibowo ditayangkan di kaca televisyen. Contohnya drama bersiri Harga Diri 1 & 2 dan Dia.

Sewaktu di Bali, beliau bersaksi di gereja Lembah Pujian bagaimana beliau berada di puncak kejayaannya, Tuhan memberikan FirmanNya sebagai ingatan bagi beliau. Firman Tuhan sudah tertera di dalam AlKitab, Amsal 1:7.

Beliau bersaksi bagaimana Tuhan telah menyelamatkan dia dari gejala-gejala yang negatif. Beliau menyeru semua yang hadir pada malam kebaktiaan itu menjadi pintar dengan takut pada Tuhan. Kesaksiaan beliau menarik hampir 4000 orang yang menghadiri servis di gereja itu.

Saya rasa banyak yang hadir itu sememangnya ingin melihat pelakon (actor) yang popular itu. Walau bagaimanapun apa tujuan mereka, yang jelasnya, Firman Tuhan yang diberikan beliau disampaikan kepada yang hadir.
Saya percaya Ari menghormati Tuhan melalui kerjanya. Dia ingin menjadi lain dari yang lain. Ertinya identitinya dalam Yesus tidak akan bergoncang. Inilah seruan dalam AlKitab agar kita berbeza dari duniawi. Ari pernah berkata "Kebahagiaan tidak didasari oleh banyaknya harta yang kita miliki, melainkan oleh kekayaan hubungan kita dengan Tuhan dan orang-orang yang kita hargai dan cintai ...".

Saya berterima kasih pada Tuhan adanya saudara seiman dalam bidang perfileman. Semoga beliau akan terus bersaksi kebaikkan Tuhan dan menjadi pelita bagi semua pelakon Indonesia khususnya.

Friday, August 05, 2005

Keindahan pantai Conrad @ Bali


Permandangan di atas diambil sewaktu terbitnya matahari.
Keindahan ini seumpama adanya kota bercahaya yang bakal didiami bagi orang-orang yang ditebus dengan darah Yesus.

Monday, July 25, 2005

Truth that set us free

by Peter Barnes

A news report the other day told of how some sniffer dogs -the kind that are used at airports to detect drugs-had accidentally been trained to detect talcum powder and not cocaine. Apparently, during the training of the dogs, the trainers had unwittingly been using the wrong kind of white powder. The result was that the poor canines ended out highly trained but useless.

Unable to choose
It rather reminded me of Dr Martyn Lloyd-Jones' report of C. Day Lewis' autobiography. C. Day Lewis (not to be confused with C. S. Lewis) was Professor of Poetry at the University of Oxford, and was not a Christian. He received the finest education that the modern Western world could offer. The problem was that he did not find the experience liberating. Lewis wrote: `Each proposition advanced by Plato or Aristotle, Hume or Berkeley, Spinoza or Kant, seemed irrefutable till I read the opposite viewpoint. It appeared that of everything that was true, the opposite was true.' In the end, he found it difficult to make up his mind about anything at all. He wrote: `It produced a mental state of doubt, uncertainty, scepticism and confusion, that made positive action almost impossible. Extreme doubt is like a thick fog.' That is the sad point to which the modern approach to truth has led us. In the name of humility, we have embraced vagueness at best, and dogmatic relativism at worst.

Truth may be known
How refreshing, then, to turn to Christ's promise to His people: `you will know the truth, and the truth will set you free' (John 8:32). A little later He adds that `if the Son sets you free, you will be free indeed' (John 8:36). This is a different world to that of the Mishnah or a modern university faculty. So much education these days is about learning more and more about less and less. In order to state the obvious, one must employ the latest sociological jargon. This is done to give the appearance of wisdom, and to disguise the paucity of thought.
The God of truth
God is a God of truth. He can do all things, so much so that it is impossible for Him to lie (Heb.6:18; Tit. 1:2). His Son, Jesus Christ, is not simply a teacher of the truth but is the truth (John 14:6). The Holy Spirit, who is the one who makes known salvation in the Son, is described as `the Spirit of truth' (John 16:13). Christ can say of Scripture as the Word of God: `Your word is truth' (John 17:17). Outside is a world of falsehoods and delusions; inside is God's revealed truth, what Simone Weil beautifully called `the radiant manifestation of reality'.

Truth under attack
Today the very notion of truth is under fierce attack. The only thing that is true is that nothing is absolutely true. It is not that the train has run off the rails, but that there are no rails to run off. There is a studied vagueness about all of life-from school report cards to political speeches to the modern pulpit.

Castro to Dan Brown...
Over the years, Fidel Castro has mastered the art of saying nothing at great length, but there are plenty of bureaucrats, journalists, educationists, and other experts who could run him a close second. C. Day Lewis"thick fog' is a mal4ise that permeates Western culture. Nothing else could explain the quite extraordinary popularity of Dan Brown's The Da irnci Code, with its thesis that `almost everything our fathers taught us about Christ is false.' People have discarded the Bible as unscientific, and embraced the Da Hnci Code as high truth because it justifies immorality. The Christ of the Bible is supposedly not true, but the sacred feminine is high truth itself. In other words, Christian sexual ethics are no longer binding.
... to Ahab
It was the same with Ahab's acceptance of Baal worship and his rejection of the true prophet Micaiah: `I hate him, for he never prophesies good concerning me, but evil' (1 Kings 22:8). A concern for truth has nothing to do with it. It is just a case of rationalised misbehaviour. So many believe in evolution, not because it is even faintly credible, but because it removes God from this world. Or they extol toleration because it means one can set aside more demanding issues like love and truth. We have become like those sniffer dogs-highly trained at missing the point. We easily imagine that we are pressing forward when we are only turning around. Is there any hope? One can only trust that Simone Weil got it right: `Christ likes us to prefer truth to him because, before being Christ, he is truth. If one turns aside from him to go to the truth, one will not go far before falling into his arms.'

Evangelical Disaster

Here is the great evangelical disaster­ - the failure of the evangelical world to stand for truth as truth. There is only one word for this-namely accommodation: the evangelical church has accommodated to the world spirit of the age. First, there has been accommodation on Scripture, so that many who call themselves evangeli­cals hold a weakened view of the Bible and no longer affirm the truth of all the Bible teaches-truth not only in religious matters but in the areas of science and history and morality. As part of this, many evangelicals are now accepting the higher critical methods in the study of the Bible. Remember, it was these same methods which destroyed the authority of the Bible for the Protestant church in Germany in the last century, and which have destroyed the Bible for the liberal in our own coun­try from the beginning of this century. And second, there has been accommodation on the issues, with no clear stand being taken even on matters of life and death"
- Francis Shaeffer

Sunday, June 26, 2005

Dengar, Kenal dan Patuhi

Klik dengar ayat di atas dalam bahasa Ibrani

Ulangan 6:4-9: Saudara-saudara, ingatlah! Hanya TUHAN, dan TUHAN saja Allah kita!
Cintailah TUHAN Allahmu dengan sepenuh hatimu: Tunjukkanlah itu dalam cara hidupmu dan dalam perbuatanmu. Jangan sekali-kali melupakan perintah-perintah yang saya berikan kepadamu hari ini. Ajarkanlah kepada anak-anakmu. Hendaklah kamu membicarakannya di dalam rumah dan di luar rumah, waktu beristirahat dan waktu bekerja. Ikatkanlah pada lenganmu dan pasanglah pada dahimu untuk diingat-ingat. Tuliskanlah di tiang pintu rumahmu dan di pintu gerbangmu."

Ayat-ayat di atas menunjukkan bagaimana kita boleh mengasihi Tuhan dalam amalan kita seharian. Demi menjaga umat-umatNya agar tidak melupakan Tuhan dan juga generasi yang seterusnya, Tuhan telah memberikan firmanNya seperti yang tertulis dalam Ulangan 6:4-9.

Umat-umat Tuhan diseru untuk mendengar, mengenal dan mentaati Tuhan serta FirmanNya demi pertumbuhan rohani bagi setiap individu.

Ayat-ayat menyeru agar ibu-bapa mengajar anak-anak mereka agar mereka kenal Tuhan dan tidak akan lupakan Firman Tuhan.

Oleh itu, si ayah, pemimpin keluarga kena pastikan Firman Tuhan diperdengarkan di rumah agar keluarga itu tidak lupakan Tuhan begitu juga generasinya yang seterus.

Firman Tuhan kenalah diselami dalam hati setiap individu sebelum dapat diajarkan kepada orang lain.

Anak-anak kenalah mentaati ibu bapanya kerana inilah perintah Tuhan.

Oleh itu mendengar, mengenal dan mentaati Firman Tuhan adalah untuk membentuk rohani serta menjaga kesejahteraan setiap individu dan keluarga serta ahli-ahli keluarga.

Thursday, June 16, 2005

Have you seen a lego Church?

This is amazing! Someone certainly is talented and patient to create such
a masterpiece.

LEGO CHURCH..........

A few quick facts:

  • How long to build it? It was about a year and a half of planning, building and photographing.
  • How many pieces of LEGO to build it? more than 75,000
  • How big is it? About 7 feet by 5 1/2 feet by 30 inches (2.2 m x 1.7 m x .76 m)
  • How many LEGO people does it seat? 1372
  • How many windows? 3976
  • It features a balcony, a Narthex, stairs to the balcony, restrooms, coat rooms, several mosaics a nave, a baptistry, an altar, a crucifix, a pulpit and an elaborate pipe organ





True as it that creativity makes a good desgin, however, the true Chuch of Jesus Christ lies not on person effort but in Christ Himself. It is the Lordship of Jesus Christ makes the foundation of the church.

One of the statement in the Apostle Creed which says "The Holy catholic (universal) church, the communion of saints: He is the head os this body".

Samuel J. Stone composed a hymn titled The Church's One Foundation. This hymn reminded us again to reflect the Lordship of Jesus on His church. When he composed this hymn, he was combacting some liberal scholars tht threatened to destroy the great cardinal doctrines of the Anglican Church.

Samuel believed that church is a place for meeting the needs of people. Samuel who is a pastor ministered and helped the poor and underpriviledge people in London East End. People from ground, various background and life finds his church a place of worship and a center of presenting their needs.

Church is a spiritual hospital for hurting humanity and never meant to be a private club for the well of people. Church is a palce where people meet regularly for worship, inspiration, instruction and fellowship. Christ is the Head where people model after His love for one another.

Lets give thanks for our church and for our fellow believers from local to universal where Christ is the Head.


Hymn : THE CHURCH'S ONE FOUNDATION

The Church’s one foundation
Is Jesus Christ her Lord,
She is His new creation
By water and the Word.
From heaven He came and sought her
To be His holy bride;
With His own blood He bought her
And for her life He died.

She is from every nation,
Yet one o’er all the earth;
Her charter of salvation,
One Lord, one faith, one birth;
One holy Name she blesses,
Partakes one holy food,
And to one hope she presses,
With every grace endued.

The Church shall never perish!
Her dear Lord to defend,
To guide, sustain, and cherish,
Is with her to the end:
Though there be those who hate her,
And false sons in her pale,
Against or foe or traitor
She ever shall prevail.

Though with a scornful wonder
Men see her sore oppressed,
By schisms rent asunder,
By heresies distressed:
Yet saints their watch are keeping,
Their cry goes up, “How long?”
And soon the night of weeping
Shall be the morn of song!

’Mid toil and tribulation,
And tumult of her war,
She waits the consummation
Of peace forevermore;
Till, with the vision glorious,
Her longing eyes are blest,
And the great Church victorious
Shall be the Church at rest.

Yet she on earth hath union
With God the Three in One,
And mystic sweet communion
With those whose rest is won,
With all her sons and daughters
Who, by the Master’s hand
Led through the deathly waters,
Repose in Eden land.

O happy ones and holy!
Lord, give us grace that we
Like them, the meek and lowly,
On high may dwell with Thee:
There, past the border mountains,
Where in sweet vales the Bride
With Thee by living fountains
Forever shall abide!


Wednesday, June 01, 2005

Thy Words are beautiful, wonderful and of Life

Study it carefully, think of it prayerfully,
Till your heart its precepts dwell;
Slight not its history, ponder its mystery,
None can e'er prize it too fondly or well.


Hymn : Wonderful Words of Life by Philip P. Bliss in 1874 while preparing his first Sunday School paper titled Words of Life. This hymn speaks to both young and old on the importance God's word in our life.

Sing them over again to me, wonderful words of life,
Let me more of their beauty see, wonderful words of life;
Words of life and beauty teach me faith and duty.

Refrain

Beautiful words, wonderful words, wonderful words of life,
Beautiful words, wonderful words, wonderful words of life.

Christ, the blessèd One, gives to all wonderful words of life;
Sinner, list to the loving call, wonderful words of life;
All so freely given, wooing us to heaven.

Refrain

Sweetly echo the Gospel call, wonderful words of life;
Offer pardon and peace to all, wonderful words of life;
Jesus, only Savior, sanctify us forever.

Refrain

Tuesday, May 31, 2005

Lawatan ke Langkawi

Setiap kunjungan atau lawatan ke Langkawi tidak dipisahkan melihat keunikkan serta kecantikkan helang ini. Binaan helang ini terletak beberapa minit dari Jeti Kuah. Ia dirasmikan oleh bekas Perdana Menteri Malaysia, Tun Dr Mahathir pada April 27, 1996. Ia juga salah satu daripada mercu tanda terbaru dibina di Langkawi dengan ukuran 12.6mx21.6m memakan belanja sebanyak RM 12.5 juta.

Pulau Langkawi yang merangkumi antara 104 pulau-pulau kecil, merupakan pulau terbesar.

Pelbagai tempat yang menarik pelawat-pelawat baik dari dalam serta luar negara. Pantai-pantai yang tersergam indah serta alam semulajadinya menarik pelbagai pelawat kembali ke alam semulajadi.

Keindahan Pantai Cenang tersergam indah sewaktu terbenamnya matahari. Saya kesini setiap lewat petang melihat keindahannya.

Tempat peringatan Mahsuri ini terletak di Makam Mahsuri. Langkawi terkenal dengan banyak lagenda seperti yang tercatat dalam Hikayat Maha Merongwangsa, Mahsuri dan pelbagai mistik

Saya berkesempatan mengambil gambar bersama dengan dua orang yang berpakaian Melayu :

Saya berasa gembira disamping bekerja saya dapat bersiar-siar di Langkawi. Semasa saya berpusing-pusing di pulau itu, saya nampak ada sebuah gereja Cina dan sebuah pertubuhan Kristian di Langkawi. Pujilah Tuhan kerana adanya nur di kalangan saudara seiman kita di Langkawi.



Christian Yi Xian Jackson

Dalam bulan ini sahaja, saya melawat 3 kawan yang dianugerah dengan cahaya mata. Lebih-lebih lagi bagi pasangan Leon dan Alicia dikurniakan dengan anak lelaki pertamanya. Namanya ialah Christian Yi Xian Jackson.

Leon yang berketurunan Serani dan isterinya Alica berbangsa Cina... i pun tak tahulah bangsa apa anaknya itu. Walau bagaimanapun semua manusia adalah ciptaan Tuhan serta memerlukan kasihNya.

Leon akan menyambut secara rasmi Hari Bapa. Leon ...selamat hari bapa dan selamat hari keluarga kepada keluarga Leon.

Semoga Leon, Alica dan Christian berada dalam sihat, gembira dalam berjalan dalam kasih Tuhan. Amin

Tuesday, May 24, 2005

Tell Me the Stories of Jesus

Picture courtesy from CDPC Website

The above picture is taken during CDPC Family Camp 2005. Children eagerly listening to stories. This is their natural response. Upon their natural response we must built on it by equipping them well the stories in the Bible and lesson that they can learn from it. Well children are fast learner and response quickly. In my Sunday School class, the stories of Bible especially the story Jesus is at their finger tips. If you tell the story wrongly, children would know it and correct you.

Besides children ministry e.g. AWANA or Sunday School, parental guidance and home disciplines are always the main foundation. Based on Malay saying, "Kesedaran sivik bermula dari rumah ". Home is the main base bringging up children. A good home, where Christ is loved and His word is preached, father and mother loving one another, loving their children is the basic foundation in shapping their children.

Biblical values must be teach to children. Children must be taught well so that they would not forget those lesson which they learned. aAongside with songs, crafts and games can enhanced the biblical teaching into their mind.

I believe both parties parents and church (Sunday School and AWANA) play their important part in upbringing of our children to Christian values.

William H. Parker wrote this hymn in 1885, "Tell Me the Stories of Jesus" for his Sun­day school stu­dents at the Chel­sea Street Bap­tist Church, New Bas­ford, Not­ting­ham, Eng­land. He got the inspiration to write this hymn as his students in his Sunday School keep asking him, "Tell us another story". As he reflected, he came out of this hymn. A creful study text shows the important events of Christ from Galilee to Calvary.

Let us pray for our children and also those who are in children ministry that they draw strength from God and to build and impact the lives of children.

Tell me the stories of Jesus I love to hear

Tell me the stories of Jesus I love to hear;
Things I would ask Him to tell me if He were here;
Scenes by the wayside, tales of the sea,
Stories of Jesus, tell them to me.

First let me hear how the children stood round His knee,
And I shall fancy His blessing resting on me;
Words full of kindness, deeds full of grace,
All in the love light of Jesus’ face.

Tell me, in accents of wonder, how rolled the sea,
Tossing the boat in a tempest on Galilee;
And how the Maker, ready and kind,
Chided the billows, and hushed the wind.

Into the city I’d follow the children’s band,
Waving a branch of the palm tree high in my hand.
One of His heralds, yes, I would sing
Loudest hosannas, “Jesus is King!”

Show me that scene in the garden, of bitter pain.
Show me the cross where my Savior for me was slain.
Sad ones or bright ones, so that they be
Stories of Jesus, tell them to me.

Monday, May 23, 2005

The Necessity of Prayer

by EM Bounds


"IN any study of the principles,
and procedure of prayer,
of its activities and enterprises,
first place, must, of necessity, be given to faith.
It is the initial quality in the heart of any man
who essays to talk to the Unseen.
He must, out of sheer helplessness,
stretch forth hands of faith.
He must believe, where he cannot prove.
In the ultimate issue, prayer is simply faith,
claiming its natural yet marvellous prerogatives --
faith taking possession of its illimitable inheritance.
True godliness is just as true, steady, and persevering
in the realm of faith as it is in the province of prayer.
Moreover: when faith ceases to pray, it ceases to live.

Faith does the impossible
because it brings God to undertake for us,
and nothing is impossible with God.
How great -- without qualification or limitation --
is the power of faith!
If doubt be banished from the heart,
and unbelief made stranger there,
what we ask of God shall surely come to pass,
and a believer hath vouchsafed to him
'whatsoever he saith.'"

Monday, May 16, 2005

Keindahan langit mencerminkan kekuasaan Tuhan



Permandangan ini diambil sewaktu kami (saya dan rakan sekerja saya) dalam perjalanan pulang dari sebuah sekolah yang terletak dalam penempatan FELDA di Kota Tinggi, Johor. Permandangan langit di waktu lewat petang tersergam indah. Kawasan di mana foto itu diambil ialah kawasan estet. Begitu indah langit sewaktu matahari terbenam.

Mazmur 19 : 1-2
"Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya; hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam"

Dari Mazmur di atas, melihat permandangan indah dapat membantu kita dalam renungan harian kita pada Tuhan.

Kita harus menghargai kejadian Tuhan
Melihat permandangan indah seperti pergunungan, laut, langit atau berjalan-jalan di tepi pantai sememangnya membuat kita terfikir ... "mesti ada sesuatu atau kuasa yang lebih tinggi dari saya sendiri". Melihat keindahan alam membuat kita terfikir adanya Pencipta yang mencipta keindahan alam ini. Bila kita terfikir atau merenungi sesuatu keindahan, kita mendapat ilham atau wahyu yang semulajadi. Baik yang Kristian atau tidak, keindahan alam ini menjadi petanda atau wahyu semulajadi adanya Pencipta. Melalui penglihatan (tidak perlu adanya kata-kata) cukup untuk menghayati kebesaran Pencipta alam ini.

Permerhatian
Kita kena membandingkan permerhatian kita dan orang lain dengan apa yang tertulis dalam AlKitab. Manusia boleh mengeluarkan pelbagai ilmu atau hipotesis. Tetapi jikalau bercanggah dengan apa yang tertulis dalam AlKitab, dikiranya tidak betul.
Contohnya kawan saya berkata kejadian alam serta manusia adalah melalui evolusi. Ini bercanggah dengan AlKitab walaupun dalam logik saya mengatakan dapatkah perubahan evolusi ini menjadikan atau membentuk sesuatu yang begitu indah serta mengekalkannya mengikut hukum alam. Biarkanlah dia seorang professor, jikalau pemerhatiannya bercanggah dengan AlKitab sememangnya tidak betul.
"All truth is God's truth" - ungkapan dalam Inggeris ini haruslah kita fahaminya. Kalau sesuatu itu betul, ia memang benar. Kita kenalah bandingkannya dengan wahyu diturunkan Tuhan (Firman Tuhan) untuk memastikan kebenarannya.

Sunday, May 15, 2005

Visitation to Bandar Melaka

Our journey continues. This time we are visiting the famous building Stadthuys. This building was built by the Dutch. This place is the residence for the Gabenor Dutch until 1824. This building was an administrative building. It was built in 4 stories on a terrace of St Paul's Hill.






And in the middle of this building there is a Anglican Church, called Christ Church Melaka.
It was Sunday that time. We went in to the church. It was so traditional like. I manage to share with my friend about Christ sacrifice based on the Last Supper picture that was on the main sanctuary. We are not allow to take any photo inside.




We also went to a ruin old Protuguese church, St Paul. In there you can see a lot old tombstones which were the final resting place for Dutch and Protuguese nationals.



The statue above is to commemorate St Francis Xavier who was a regular visitor to this church between 1545 to 1552. When he died, his body was interred here for nine months before it was exhume and was taken to its final resting place in Goa, India.



As we are walking through this place, my friend told me that it was a good thing that Malaya was colonised before. I agree with him and reasoned out that it is from them we have proper education and standard of living at that time was improved. We shared a lot and told him that is how Christianity was first being heard spread. Missionary came and set up schools to educate Malays and gave them proper formal education. In spite of that they didn't force them to convert to Christianity. Moreover our constitution is based on British system, a systematic law system (Boh Tea's comment). Indeed God has moved Malaya in such that His word is spread and the improvement and establishment of education and law.

On the other side I also agree that these people might have exploited our richness and brought back to their own country.

Finally we both appreciated what had happened in the past that was indeed beneficial to our age today.

Nearby you can see Dutch cemetery. There tombstone became their final resting place. Some of them has biblical scripture engraved in it.



Below is the super zoom of engravement


As we walked down the hill, we can see A Famosa. It was also called as Porta De Santiago which was a Protuguese fort. Built by Alfonso d' Albuquerque in year 1511. This fort was destroyed by William Farquhar in year 1807. Thus the below photo is the remain of A Famosa.

We had our great day visiting Melaka. Tired are we, and we continued our journey to Johor where our work begins.

Saturday, May 14, 2005

Jalan2 Cari Makan @ Melaka

Jikalau anda berada di Melaka, janganlah lupa singgah di pernempatan orang Protugis. Di situ adanya medan makan yang menjual pelbagai makanan.

Saya dan rakan sekerja saya dalam perjalanan ke Johor bersinggah di Melaka untuk berjumpa dengan salah satu daripda staf kita, Dolly namanya. Kami seperti biasa membantu staf itu dalam membaik pulihkan komputer ribanya (laptop). Dolly dan suaminya belanjakan kita makan di medan makan itu.




Restoran J & J menjadi tumpuan kami. Medan makan ini terletak bersebelahan dengan pantai. Oleh itu memang banyak makanan laut terdapat di sini.

Medan makan ini kebanyakkannya adalah orang Protugis itu sendiri. Tuan punya Restoran J & J kenal benar dengan Dolly. Oleh itu, tuan punya restoran menghidangkan makanan yang lazat. Kami dihidangi dengan steam crab dan asam fish. Sedap benar makanan tu.





Kami berasa begitu syok sekali makan sambil berbual-bual. Suasana itu diceriakan lagi dengan nyanyian lagu popular Protugis tempatan iaitu Jinkling Nona. Pada hujung minggu atau hari kelepasan am, banyak yang datang dari KL, Singapore mengunjungi kawasan medan makan itu.

Orang-orang di sana amat peramah dan berlawak jenaka. Malam itu memang meriah adanya banyak pengunjung-pengunjung serta lagu-lagu tempatan yang dimainkan.

Di kawasan itu adanya monumen Saint Peter yang didirikan. St Peter pada suatu masa dulu ialah seorang nelayan. Penduduk di situ kebanyakkannya nelayan dan mereka berdoa agar memudahkan rezeki mereka semasa di laut.




Pada waktu malam, di Banda Hilir, kami mengunjungi Junko Walk. Sama seperti di Petaling Street, KL di mana banyak peniaga yang menjual barang-barang.

Semasa kami berjalan, kami nampak banyak rumah-rumah lama yang masih dikekalkan sampai hari ini. Tempat-tempat ini merupakan tempat yang bersejarah. Di sini terdapatnya Cina Peranakan yang dipanggil Baba dan Nyonya.



Inilah keadaan di Junko Walk. Ramai peniaga yang menjual barang-barang




Inilah rumah Cina lama yang masih dikekalkan sampai hari ini buat kunjungan baik dari dalam negara mahupn dari luar negara

Saya dan rakan sekerja berasa amat gembira mengunjungi tempat-tempat ini. Apa yang lebih penting lagi ialah keadaan serta suasana di kerajaan Tuhan. Sesungguhnya kerajaan Tuhan tidak dapat dibandingkan dengan keindahan di dunia ini.

Semoga kawan saya menerima kasih serta pengampunan Kristus dalam hidupnya. Saya berharap saya akan berjumpanya di kerajaan Tuhan pada masa depan nanti.


Thursday, May 05, 2005

How good to hold a new born baby

Seng Chee and Sue were blessed again with the arrival of their new born daughter

Praise the Lord for blessing Seng Chee and Sue a new born daughter. They had a son who is 2 years old. Both of them were born in the same hospital, Hospital Putrajaya.



Again both their children were born in a quiet intresting was as Seng Chee shared with me. His son was on 30th March 03 Bed 3 whilst his daughter was born on 05th May 05 Bed 5. i guess you know what i mean here and Seng Chee is asking me what does it means.

As i see the child laying helplessly and need to be nurse by mother, life is yet so valuable in God's sight. Each individual must know God's love in Jesus Christ and they have their opportunity moreover the child is born in a Christian family. Jesus who was once born as a baby and was nurse by His mother became the Saviour for mankind. And in Christ becomes the hope to all mankind. How good to hold a new born baby because of Christ given hope to us.


And to Seng Chee and Sue, Congratulation and may the Lord bless you and your children

Friday, April 29, 2005

Happy Birthday Samuel Seo

Samuel Seo celebrating his first birthday.

This is my nephew who by His grace was born on 29 April 2004. Watching him growing through the past one year is the most exciting one more over for his parent. Well I have not been a parent but thanks be to God, that I am an uncle to my nephew.

I took most of his photos whenever i see him and some little cute action he did. Perhaps one day I can show those photos to him.

May the Lord continue to care for him and that God's grace be revealed to him in a special way that he can know.

This is my beloved nephew... in whom I take joy in him. Happy Birthday Samuel. God bless you

Some of his photos :

Picture taken when he was 2 days old



Still with his drypers. Learning to look at his uncle

Am i cute?

He is crawling and learning to stand

Tuesday, April 19, 2005

Visiting the left behind community



The recent visit to perkampungan orang asli has built a good fellowship and relationship between us the city folks and orang asli. 9 of us from CDPC went there to further enhance our relationship by rendering our small service to this people. Thanks and appreciation to Kok Wai and Su Mei who have provided us and drive us there using their own 4WDs. Thanks Kok Wai! Thanks Su Mei!

Love for all in regardless to ethnics and languages. There were so many things we can serve them in developing this community. Our humble Lord Jesus who once washed his disciples feet has echoed into our life in rendering our service to this community. Though we are from educated background and from civilized community, we are no more or no less different with these people. Yet the Word has spoken into my heart to look see - look see our neighbours.

The construction of fish ponds for orang asli community is a joint effort from various churches e.g. CDPC help the orang asli to feed on protein. We also helpout in the home rental for workers. This is the mark of true discipleship of Christ - caring for one another. Yet I can see that it is not the financial that matters as whole though it does in part. There are more into this. I was thinking of giving and provide them skills of 3M (Membaca, menulis dan mengira).

To match them into our development society may be far for now. But I believe now is the good time for us to build them their basic necessary skills e.g. Membaca, Mengira, Menulis (Reading, Counting and Writing) before they can go on into further education. This basic skills may helped them in their daily life especially when interacting with people in the city..

As we interact with them on that day, they were so happy especially children. We helped to wash their hair and give them a hair cut. Pastor Wong was so efficient in cutting hair. When he wants to cut my hair, I refused caused I scared...but after I saw his skill... I have confident in him. I can see there lots of things we can helped them...like educating them in basic health care, teaching them the basic farming and rearing lives stock plus carpentary. This is teached in our national education which is called Kemahiran Hidup Bersepadu for Form 5 . Why I say this is that with this skills they can make an daily earning for themselves and who knows they might be employed by factories and with salary they have, they can improve their living standard.

Back to the trip... those kids enjoyed themselves having their hairs being washed with shampoo. Many were shy but we reached out to them. Later we gathered all children and their mothers to be entertained with the puppet shows. Alyster and I played the puppet show. Script was drafted by Wai Fong. I have to admit that we did not well prepared for the show. We did it last minute. But thanks be to our God for His grace who look through our presentation that day. With this puppet, I hope that children will find us easy to talk to. It is our job to build friendship with children. We prayed that the little and simple message, for this time Noah's Ark will mark into their heart that Tuhan Yesus yang menyelamatkan mereka. Though they are not educated and do not know the written Bible, at least in their heart is written the word Yesus whom they can pray and refer to at all times. I was humbled when they eager to ask to be prayed for whether for their health, life, children etc. Every item whether it is small matter or big matter they bring it before God. Their simple faith, would seek Jesus in any situation.

Walking up the hill to another kampung was indeed a good exercise. I admire those who can walk up the hill every day. Well me being fat and big size, makes me tired. I must do something lah but until now never do something to reduce my size. Pendeta Sim was like a Moses as he hold his staff and lead us but too bad lah he cant depart a small river. I have to wet my shoes as I walked across. He sang hymns as he walked up. I could only sing in my heart as I was nearly breathless.

Brother Christopher shared with me that they can walk with their feet to a kampung for 2 and half hours. When asked how can he do it. It is by faith that drives them to walk for 2 and half hours. it is by love for their neighbours, they walked. This reminded me of a song in Handel Messiah's album which says "How beautiful are the feet of those who bring the gospel of peace".

We joined their service in singspiration. I am so thankful to be in the midst with other races. In the book of Revelation, there are will be people from every tribe, nation, language from different background sing praises to the Lamb. We presented our puppet show again and Pendeta Sim shared a good sermon. We sang a Malay hymn... "Hanya dengan darah Yesus". These people are eagered to be prayed. Like no one else they can turn to but by prayers and in the Lord they are clinging their hope on. I prayed that the Lord will use these people and the whole kampung mightily for His glory. Later as usual we have dinner together.

Looking through their lifes, more works need to be done like caring and enhacing their way of living e.g. healthcare, education and spiritual needs. With these efforts must be put that one day this community able to cope with the development of the society without endangering their cultures.

Thursday, April 07, 2005

Hymn's Reflection : Grace Greater than Our Sins

Words : Julia H. Johnston
Music : Daniel B. Towner



Marvelous grace of our loving Lord,
Grace that exceeds our sin and our guilt!
Yonder on Calvary’s mount outpoured,
There where the blood of the Lamb was spilled.

Sin and despair, like the sea waves cold,
Threaten the soul with infinite loss;
Grace that is greater, yes, grace untold,
Points to the refuge, the mighty cross.

Dark is the stain that we cannot hide.
What can we do to wash it away?
Look! There is flowing a crimson tide,
Brighter than snow you may be today.

Marvelous, infinite, matchless grace,
Freely bestowed on all who believe!
You that are longing to see His face,
Will you this moment His grace receive?

Exchange of Cup

Refusing the cup that would deaden the pain
To drink the cup that meant our gain,
He, Servant of all, trod a thorn-girt path
To bleed and to die and give all that he hath,
His soul crushed down in grief’s dark hour
That others might gain by his sacrifice power,

His priestly garments he laid aside
To wash the feet of the weary and tried,
His Majesty linked with service so low,
He dared to stoop, that he might show
His power to bend, His joy to serve,
And touched His cup lip to the cup’s cold curve
(Author unknown)

Sunday, April 03, 2005

Pope John Paul II Remembered



Yesterday night I was watching VCD on the life of Pope John Paul II to know him more of his work, how he was ordained as a Pope and contributions made. As I watched, I really respect Pope not for his contributions but his humility and has heart for people like in Malay saying "berjiwa rakyat". And the next day, while my way to church in the morning, I heard over the broadcast in radio announcing his death. He died on April 2nd, 2005 7.37 p.m. GMT. I joined the world in mourning for his death

He was unafraid to challenge the Nazi regime and later the Communists in Poland and stood strong with President Reagan and British Prime Minister Margaret Thatcher when they worked together to bring about the collapse of the Soviet Union. His faith in Jesus Christ was what motivated him to speak out fearlessly about tyranny and to always defend the right to life of the unborn and those who could not speak for themselves. Though he faced many retaliations yet he stood firm in combating mafianism etc.

He was a man who played a significant role in liberating millions from the slavery of Communism and was deeply concerned about the third-world countries and the millions who went to bed hungry and had nothing but poverty in their way of life.

Pope John Paul was a man of peace; always concerned when there was physical conflict and violence. So much so that he even visited and blessed the man that attempted to murder him at one time.

He was also a man of righteousness, never wavering in his belief that the Holy Scriptures were to be obeyed in matters of morals and human sexuality. He spoke out clearly that homosexuality was not a gift from God, but could be healed through the Gospel.

He once stood up against immorality and cruelty done to children. He spoke up against child slavery and prostitution.

Though I have different theology with the Pope John Paul but humanly I see him as a leader, a good man who has make impact to the society in this world.

Yet the world must turn to one man that is Jesus Christ himself who is the mediator between God and man. And also His revealed Word in the Holy Bible. Even Mary, His earthly mother submit to Christ being her Saviour. Only in Christ can man be saved. Peace only comes through Christ alone. In Christ alone, can man find joy. He is the Way, The Truth and The Life and no one comes to the Father (the only Holy Father who art in heaven) except through Christ.

In Christ alone

Saturday, April 02, 2005

Being miracle yourself

Do not pray for easy lives!
Rather pray to be stronger people.
Do not pray for tasks equal to
your tasks! Then the doing of your
work shall be no miracle. But YOU
shall be a miracle. Every day you
shall wonder at yourself at the
richness of life that has come in you
by the grace of God.
Phillip Brooks

Tuesday, March 29, 2005

Kesan Kebangkitan Yesus dalam sejarah manusia

"Engkaulah yang layak ... Sebab engkau telah dibunuh dan oleh kematianmu engkau menyelamatkan manusia dari segala puak, bahasa, kerajaan dan bangsa untuk Allah" Wahyu 5:9

"Anak Domba yang telah dibunuh itu layak menerima kekuasaan, kekayaan, kebijaksanaan, kekuatan, kehormatan, kemuliaan dan kepujian!" Wahyu 5:12


Kebangkitan Yesus membawa impak serta maksud yang mendalam dalam sejarah manusia contohnya :

1. Keunggulan Apologetika : Mukjizat dalam Alkitab benar.
Kebangkitan dari maut , jika dipercayainya, mukjizat yang lain menunjukkan kekuasaan Tuhan. Jika seseorang menerima dan percaya kebangkitan Yesus, maka mukjizat yang lain tiada masalah untuk dipercayainya.

2. Bukti adanya Tuhan yang Maha Hidup.
Jika kebangkitan Yesus tidak direliasasikan, maka rancangan Tuhan dalam penebusan manusia hanya berakhir dalam kubur kosong sahaja. Maut merupakan destinasi bagi manusia. Iman kita itu kekosongan. Puji Tuhan... kebangkitan Yesus menunjukkan kekuasaan Tuhan dalam semua hal, termasuk maut.

3. Kebenaran dalam nubuat yang tertulis dalam kitab-kitab suci serta sabda Yesus sendiri
Segala rujukan berkenaan dengan kelahiran dan kematiaan Yesus serta kebangkitanNya baik dalam Perjanjian Lama mahupun disebut oleh Yesus telah digenapiNya.

4. Merupakan mesej yang penting dalam Injil
Jika tiada kebangkitan Injil itu hanyalah tulisan semata-mata. Kerana dalam Yesus, adanya kehidupan yang abadi. Inilah yang menjadikan mesej dalam Injil itu hidup.

5. KeTuhanan Yesus terserlah.
Keunikkan kebangkitan Yesus dinampakkan dalam kategori berikut :
a. Orang-orang yang dibangkitkan dari maut itu mati semula (dikuburkan)
b. Kebangkitan Yesus tidak memerlukan agen manusia. Dan yang terlibat dalam kebangkitan Yesus adalah Bapa (Gal 1:1), Roh Kudus (Rom 8:11) dan Anak, Yesus sendiri (Yoh 2:19-22).

Jelasnya jika Yesus membangkitkanNya sendiri dari maut, maka Dia lebih dari manusia. Kebangkitannya yang tidak memerlukan agen manusia menujukkan keTuhananNya.

6. Jaminan kebangkitan bagi semua yang mempercayaiNya

7. Keseimbangan dalam perspektif status kerohanian serta jasmani
Kedua-dua rohani dan jasad yang diciptakan Tuhan itu baik tetapi dirosakkan sewaktu kejatuhan Manusia. Kedua-dua rohani serta jasad dalam manusia adalah digunkan untuk kebaikkan tetapi telah dihancurkan oleh dosa. Ini membawa kejatuhan status kerohanian manusia.
Dengan kebangkitan Yesus, jasad kita ditebuskan. Maka umat Tuhan dapat melakukan perkara-perkara yang memuliakan Tuhan. Tuhan melihat kebenaran Yesus dalam kita. mat Kristian dapat didedikasikan dalam perkerjaan Tuhan serta kemuliaan Tuhan.

8. Kuasa Roh Kudus serta Kebangkitan.
Kita akan mengalami process pengudusan atau penyuciaan. Process ini adalah dalam menjadi umat Kristian itu lebih taat dan patuh akan perintah Tuhan. Dan lebih dari itu, fikiran, kerja kita, tubuh kita , kasih kita hanyalah untuk kemuliaanNya. Process ini adalah untuk sepanjang hayat. Sikap yang tidak baik kita itu akan beransur menjadi baik. Perubahaan ini bukanlah dalam satu malam tetapi hari demi hari umat Kristian akan berubah kepada yang baik.

9. Pengampunan dosa.
Sebelum Yesus mati, beliau berkata "Tetelestai". Perkataan ini dalam bahasa Yunani yang bermaksud "Sudahlah selesai". Dalam dunia perniagaan, bill anda telah dijelaskan sepenuhnya. Kebangkitan Yesus dari mautNya adalah resit yang dijelaskan sepenuhnya bagi dosa manusia. Kebenarannya dosa manusia tidak dapat menyimpan Yesus dalam kubur. Bukti untuk dosa-dosa umat manusia dijelaskan dan diampunkan.
Oleh itu manusia kenalah saling bermaafan sebagaimana Yesus mengampuni dosa kita melalui mautnya. Tiada dosa yang durjana yang kita tidak boleh maafkan termasuklah sendiri. Walaupun begitu manusia tidak boleh leka dengan mengulangi dosa-dosanya.

Kesimpulannya, kebangkitan Yesus membawa penghidupan daru dalam perhubungan antara manusia dengan Tuhan, sesama sendiri, pengampunan dosa, masa depan, dunia falsafah serta dunia. Dunia yang mati ini kini mempunyai hidup baru melalui kebangkitan Yesus.

Dia Hidup...Dia Hidup... Yesus Hidup Dalamku. Dunia ini bukan ku lagi tapi milik Yesus

Sunday, March 27, 2005

Blessed Easter

Kebaktian mengucapkan Selamat Hari Easter

Yesus Bangkit... Dia Bangkit .... Dia hidup di dalam kita



"Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?" (1 Korintus 15:55)

Sistem keseluruhan Kristiani adalah berdasarkan pada kebenaran bahawa Yesus Kristus yang telah bangkit dari kematiannya. Lagu himne kebangkitan "Kristus Bangkit! Soraklah" atau dalam bahasa Inggerisnya, "Christ the Lord is Risen Today" telah menjadi satu himne yang popular semasa hari Easter. Alangkah sedihnya jika gereja-gerja tidak menyanyi himne kerana himne ini sangat kaya dengan pujian syukur pada kebangkitan Yesus.

Himne ini dikaryakan oleh Charles Wesley pada tahun 1738 di Aldersgate Hall, London. Himne ini dinyanyikan pada suatu servis pertama di Wesleyan Chapel, London.

Kristus bangkit! Soraklah: Haleluya!
Bumi, sorga bergema: Haleluya!
Berbalasan bersyukur: Haleluya!
Muliakan Tuhanmu! Haleluya!

Karya kasihNya genap, Haleluya!
kemenanganNya tetap; Haleluya!
Surya s'lamat jadi t'rang, Haleluya!
takkan lagi terbenam. Haleluya!

Kuasa kubur menyerah, Haleluya!
dan neraka takluklah; Haleluya!
Kristus jaya atas maut, Haleluya!
dan terbukalah Firdaus. Haleluya!

Hidup Raja mulia: Haleluya!
kita s'lamat olehNya. Haleluya!
Maut, dimana jayamu? Haleluya!
Kubur, mana kuasamu? Haleluya!

Hai tinggalkan maut kelam; Haleluya!
ikut Dia yang menang! Haleluya!
Bangkitlah, manusia, Haleluya!
dalam kebangkitanNya! Haleluya!

Raja agung, t'rimalah, Haleluya!
sorak puji semesta! Haleluya!
Hormat kami bergema: Haleluya!
Kaulah Hidup yang baka. Haleluya!

Friday, March 25, 2005

Jejak Minggu Kudus


" ... dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan." (Ibrani 9:22)

Dihapuskan dosaku
hanya oleh darah Yesus;
aku pulih dan sembuh
hanya oleh darah Yesus.

Refrein:
O, darah Tuhanku,
sumber pembasuhku!
Sucilah hidupku
hanya oleh darah Yesus.

Pengampunan dosaku
hanya oleh darah Yesus;
penyucian hidupku
hanya oleh darah Yesus.

Pendamaian bagiku
hanya oleh darah Yesus;
bukan oleh amalku;
hanya oleh darah Yesus.

Damai dan harapanku
hanya oleh darah Yesus;
Allah membenarkanku
hanya oleh darah Yesus.

Thursday, March 24, 2005

Book Review : The Lord's Table


These meditations were written as a help to the right observance of the Lord's Supper. They are designed for use not onlyon Communion Sunday but for private use each day of the week preceeding and the week following. A nourishment for hungering spirit.
Price RM 7.00
.

Jejak Minggu Kudus

Perjamuan Kudus



Sehari sebelum Yesus disalibkan, orang-orang Yahudi bersiap sedia menyambut kedatangan hari Paskah dimana Tuhan berkuasa membawa keluar orang-orang ini kelaur dari tanah Mesir setelah 400 tahun lamanya dijadikan hamba dan dizalimi.

Tuhan berfirman untuk menyembelih seeokor domba dan darahnya disapukan pada pintu agar bila malaikut maut melaluinya anak sulung, serta binatangnya tidak akan mati kerana melihat darah domba itu.


Sebagaimana pentingnya maksud Paskah, Yesus Kristus telah dan hanya Dialah dapat memenuhi penting dan maksudnya. Sewaktu perayaan Paskah ini, Yesus mengadakan Perjamuan Kudus. Beliau mengangkat cawan ketiga, yang disebut Cawan Keberkatan atau Eucharistic Cup sambil bersyukur, berkata, "Minumlah, kamu semua, dari cawan ini. Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa." Inilah Darah Perjanjian Baru yang difahami oleh pengikut-pengikutNya setelah kebangkitan Yesus. Pengikut-pengikutNya memang faham benar darah perjanjian pada zaman Musa dimana orang-orang Israel dimateraikan Tuhan melalui darah domba yang disembelihkan itu. Sebagaimana darah domba itu memateraikan perjanjian antara Tuhan dengan orang-orang Israel yang taat dan percaya, begitulah dengan darah Yesus yang memateraikan Perjanjian Baru antara Tuhan dan orang-orang yang berdosa tetapi bertaubat dan percaya sepenuhnya pada Yesus . Ibrani 9:13-14 berkata , "Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah, betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup."



Oleh itu bila kita mengadakan perjamuan kudus, hendaklah kita selalu ingat dan jangan lupa akan darah Yesus yang mengalir di atas salib demi menebuskan kita dari kuasa dosa. Hanya dengan menerima dan percaya sahaja kita akan menerima keberkatan dan diterima oleh Tuhan.