Friday, February 11, 2005

Hayatilah kayu salib

Renungilah ayat ini :
"Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib." (Filipi 2:8)

Pada kayu salib itulah Tuhan Yesus menderita, merasai sakit dan mati. Pada kayu salib itulah tercurahNya kasih Domba Allah (Yesus) pada manusia. Pada kayu salib ini juga, segala perbuatan keji manusia ditunjukkan. Kayu salib ini memanglah menakutkan kerana di zaman pemerintahan Romawi itu, manusia yang bersalah berat akan di hukum mati pada kayu salib itu. Cara mati itu adalah sangat zalim di mana pesalah itu di hukum mati secara perlahan-lahan dengan menderita.

Peristiwa yang telah berlaku pada 2000 tahun yang lalu ini membuat saya terasa terharu. Walaupun 2000 tahun lalu, namun peristiwa ini masih segar. Tertanya-tanya saya apakah nasib manusia jika Yesus tidak mengharungi "jalan salib" itu. Kenapakah Dia merendahkan diriNya? Yesus yang setia pada BapaNya serta kasihNya kepada kita, mengharungi saat-saat yang zalim itu sampai mati di kayu salib seperti tertulis dalam AlKitab.

Yesus dipukul dan disebat. DarahNya memercik keluar dengan banyaknya bila kedua-dua tanganNya dan kakiNya dipakukan. Namun Dia masih berkata, "Bapa, ampunilah mereka kerana mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan". Pada detik-detik itu Dia mati. Peristiwa ini bukanlah berakhir begitu sahaja. Dengan kuasa Bapa, Yesus serta Roh Kudus, Yesus dibangkitkan pada hari ketiga mengalahkan kuasa maut yang melanda dalam kehidupan manusia. Implikasi selepas kebangkitan Tuhan Yesus membawa ramai yang percayaiNya bersatu dengan Tuhan. Gereja-gereja dibangunkan. Hidup manusia tidak payah lagi kena menerusi ritual atau upacara-upacara yang membuangkan masa. Dengan hanya iman, percaya dan taubat akan membuat insan itu benar di sisi Tuhan.

Ohhh Tuhan terima kasih kepadaMu atas anugerahMu, Yesus Kristus yang menyatukan manusia kepada Tuhan!

Di sebalik kayu salib yang buruk itu, adanya sinar kasih Yesus. Dosa-dosa manusia dimatikan bersama-samaNya.

Marilah kita merenungi serta memahami kayu salib itu. Kenapakan Yesus mati dan apakah aplikasi yang harus kita kena ketahui.

Pada tahun 1913, Rev. George Bennard, seorang penginjil Methodist tertanyakan serta berdoa agar dia dapat memahami sepenuhnya salib itu serta implikasinya pada Kristian. Dia mempelajari, merenungi, bermeditasi dengan mendalamnya pasal kayu salib itu pada suatu jangka masa yang panjang. Sehingga suatu hari dia berkata, "Saya melihat salib Kristus seolah-olah saya melihat Yohanes 3:16 meloncat keluar dari halaman Alkitab, mengambil bentuk dan tindakan tentang erti penebusan.” Dari pengalaman itu serta hasil dari pembelajarannya pasal kayu salib itu, membuat dia menghasilkan satu lagu himne yang bertajuk "On the Old Rugged Cross".

Lagu di bawah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Yamuger pada tahun 1982

Nun Bukit Yang Jauh

Nun di bukit yang jauh, nampak kayu salib;
lambang kutuk nestapa, cela.
Salib itu tempat Tuhan Mahakudus
menebus umat manusia.

Ref:
Salib itu kujunjung penuh,
hingga tiba saat ajalku.
Salib itu kurangkul teguh
dan mahkota kelak milikku.


Meski salib itu dicela, dicerca,
bagiku tiada taranya.
Anak domba kudus masuk dunia gelap,
disalib ker'na dosa dunia.

Indahlah bagiku salib hina keji,
berlumuran darahNya kudus;
hilanglah dosaku, sucilah hatiku
berkat korban Yesus Penebus.

'Ku setia tetap ikut jalan salib,
meski diriku pun dicela.
Suatu saat kelak 'ku dibawa pergi
ke tempat kemuliaanNya.

No comments: